Beranda | Artikel
Allah Bersemayam Di Atas Arsy
Jumat, 24 Mei 2019

Bersama Pemateri :
Ustadz Muhammad Nur Ihsan

Allah Bersemayam Di Atas ‘Arsy merupakan rekaman kajian Islam yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A. dalam pembahasan Syarah Aqidah Thahawiyah karya Imam Ath-Thahawi Rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 27 Sya’ban 1440 H / 03 Mei 2019 M.

Status Program Kajian Kitab Syarah Aqidah Thahawiyah

Status program Kajian Syarah Aqidah Thahawiyah: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Jum`at pagi, pukul 06:00 - 07:30 WIB.

Download kajian sebelumnya: Ilmu Yang Benar Akan Menerangi Hati dan Jiwa Seseorang

Kajian Tentang Allah Bersemayam Di Atas ‘Arsy – Syarah Aqidah Thahawiyah

Sebagaimana yang diyakini oleh Ahlus Sunnah wal Jama’ah bahwa diantara sifat Allah Yang Maha sempurna adalah sifat tinggi, Allah Maha Tinggi. Maka diantara nama Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah AlA’la, Al-‘Aliy, Al-Muta’al yang semuanya menunjukkan kepada sifat tinggi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Itulah makna Al-Fauqiyyah, Allah di atas seluruh makhluknya.

مُحِيطٌ بِكُلِّ شَيْءٍ وَفَوْقَهُ

“Meliputi segala sesuatu dan di atas segala sesuatu.”

Kita telah jelaskan sebelumnya bahwa makhluk yang paling tinggi adalah ‘Arsy. Dan makhluk yang paling besar juga ‘Arsy serta yang pertama Allah ciptakan adalah ‘Arsy.

Setelah Allah menciptakan langit dan bumi selama 6 hari, kemudian setelah itu:

ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ

Allah istiwaa’ di atas ‘Arsy” (QS. Al-A’raf[7]: 54)

Tinggi di atas ‘Arsy, kendati sifat tinggi Allah tersebut merupakan sifat dzatiyah (sifat yang selalu menyertai diri Allah Subhanahu wa Ta’ala). Untuk lebih jelasnya, kita harus memahami makna dari sifat Al-‘Uluw. Bahwa sifat Al ‘Uluw (tinggi), yaitu mencakup seluruh makna ketinggian.

Hal ini sebagaimana yang diyakini oleh Ahlus Sunnah wal Jama’ah, mencakup tiga perkara. Yaitu:

  1. Uluw Qohar
    Qohar adalah kekuasaan. Jadi kekuasaan Allah Maha Tinggi. Semua yang ada di alam semesta ini adalah di bawah kekuasaan Allah. Allah yang menguasai seluruh makhluknya, Allah yang menguasai seluruh alam semesta ini.
  2. ‘Uluw Qodar
    ‘Uluw Qodar yaitu keagungan Allah. Kedudukan Allah yang Maha Tinggi, Allah yang Maha Agung, Allah yang memiliki semua sifat-sifat yang sempurna dan nama-nama yang terbaik. Maka kedudukan Allah adalah kedudukan yang Maha Tinggi, Yang Maha Agung.
  3. Uluw Dzat
    Dzat Allah Maha Tinggi di atas seluruh makhlukNya. Karena kita mengetahui hanya ada dua; al-khaliq dan makhluk. Sang Pencipta yaitu Allah dan makhluk yang diciptakan. Seluruh selain Allah adalah makhluk dan seluruh selain Allah yang Allah ciptakan yaitu makhluk berada di bawah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Allah yang Maha Tinggi.Langit dan bumi dengan seluruh galaksi beserta planet yang ada, bintang, matahari, bulan dan seluruh galaksi-galaksi yang ada di langit, bumi dan seluruh yang ada di dalam perut bumi, gunung, pepohonan, lautan, daratan, sungai, danau, semua makhluk yang ada di dalamnya, itulah makhluk. Maka semua makhluk tersebut terpisah dari diri Allah. Allah Maha tinggi di atas seluruh makhluk tersebut.Maka Dzat Allah Maha Tinggi. Dan ini diyakini oleh Ahlus Sunnah. Juga inilah yang diyakini oleh seluruh para Nabi dan orang-orang yang beriman yang masih sehat akal mereka dan masih lurus fitrah mereka.

Adapun dua makna dari ‘uluw tadi, yakini ‘uluw qohar dan ‘uluw qodar, tinggi kekuasaan Allah dan tinggi kedudukan Allah, ini tidak ada yang mengingkari. Semua mengimaninya. Ahlul kalam dengan berbagai pemikiran penyimpangan mereka, semua mengimani hal itu. Tapi yang menjadi permasalahan adalah tentang ‘uluw dzat (tingginya dzat Allah).

Di mana Allah?

Ahlus Sunnah wal Jama’ah, pengikut Rasulullah dan pengikut para Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang kembali kepada Al-Qur’an, yang berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan dengan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan yang mengikuti generasi terbaik umat ini yaitu para Sahabat, para imam-imam Ahlus Sunnah yang berjalan di atas tuntunan Nabi Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam, semuanya sepakat.

Dari semua lapisan masyarakat, dari semua lintas madzhab, Abu Hanifah, Maliki, Syafi’i, Hambali dan semua Ahlus Sunnah, mereka sepakat bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Tinggi dzatNya dan sifat ketinggian itu merupakan sifat dzatiyah (sifat yang menyertai dari Allah).

Sebelum Allah menciptakan langit dan bumi, sebelum Allah menciptakan ‘Arsy, Allah telah memiliki ketinggian itu, Allah Maha Tinggi.

Allah ciptakan ‘Arsy, setelah itu Allah ciptakan makhluk-makhluk yang lain, kemudian setelah diciptakan langit dan bumi, baru Allah menghendaki sesuai dengan keinginan dan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka istawaa ‘alal ‘Arsy, tinggi di atas ‘Arsy. Kendati ketinggian itu telah ada bersama Allah dan menyertai diri Allah Subhanahu wa Ta’ala. Itu yang diyakini oleh Ahlus Sunnah dan itu yang dijelaskan oleh Al-Qur’an.

Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk mengimani dan meyakini ketiga makna sifat tinggi itu. Itulah tinggi yang mutlak dari semua sisi dan dari semua makna. Barangsiapa yang mengingkari sebagian dan menetapkan sebagian, sungguh mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang sesungguhnya.

Kenapa kita tetapkan hal itu? Kenapa wajib bagi kita untuk mengimani dan meyakini tingginya Allah di atas ‘Arsy?

Karena dalil dari Al-Qur’an, dalil dari Sunnah dan secara akal yang sehat, logika yang benar serta fitrah yang masih lurus, semua hal itu menunjukkan dan menjelaskan tentang ketinggian Allah, tentang sifat tinggi yang dimiliki Allah, yaitu tinggi Dzat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Simak pada menit ke – 14:08

Download MP3 Kajian Tentang Allah Bersemayam Di Atas ‘Arsy – Syarah Aqidah Thahawiyah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/47178-allah-bersemayam-di-atas-arsy/